MAHASISWA COPAS (copy paste)
komunitas yang terbentuk untuk saling membantu , sharing dan berbagi semua yang ada disini adalah hasil COPPAS . "kenapa COPPAS....??" "Karena kalo bisa di permudah kenapa harus di persulit....??"
Selasa, 05 September 2017
Minggu, 12 Februari 2017
Contoh makalah ILMU SOSIAL ( INDIVIDU , KELUARGA DAN MASYARAKAT )
MAKALAH
INDIVIDU , KELUARGA DAN MASYARAKAT
Disusun Oleh :
AQIQ TAUFIK R ( 161151032)
ASEP SARFULLAH (161151)
DASA WIGUNA (161151058)
HUSEN RABBANI(161151)
YENI NURAENI(161151)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
WASTUKANCANA
PURWAKARTA
2017
A.
PENERTIAN
INDIVIDU
Kata
“ Individu” berasal dari kata latin, yaitu “individuum”, berarti “ tak terbagi”. Jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Arti lainnya adalah
sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Demikian pendapat Dr. A Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologi berarti manusia yang hidup berdiri
sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk
jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan
yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan
manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta
atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
3. Rasio atau akal pikiran,
merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala
sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia yang hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
. Individu
memiliki suatu keperibadian yang berbeda, memiliki ciri khas yang berbeda,
terkadang karna perbedaan itu sering terjadi konflik jika suatu individu tidak
bisa menyesuaikan sikap atau tingkah laku dirinya bertentangan dengan peranan
yang dituntut masyarakatnya.
Hal inilah
yang menyebabkan kurangnya harmonisasi terhadap masyarakat atau kelompok
individu yang ada disekitar kita oleh karena itu sering terjadi konflik dengan
individu yang lain, dalam hal ini banyak faktor mengapa individu melakukan hal
ini diantaranya :
1. Mereka sibuk dengan pekerjaannya makanya tidak ada waktu untuk berkumpul
2. Mereka sukar untuk berbicara atau shering dengan individu yang lain di karenakan berbeda pendapat.
3. Memiliki latar belakang dan sikap yang berbeda.
4. Keterbelakangan mental.
Hal-hal inilah salah satunya yang dapat membuat suatu individu mengasingkan dirinya.
B. KELUARGA
PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula
berarti "ras" danwarga yang berarti "anggota". Keluarga
adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Di dalam keluarga terdapat dua
atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Ilmu Sosial mendeskripsikannya sebagai:”satuan sosial terkecil (yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial), yang ditandai oleh adanya kerja sama
di bidang ekonomi’.Keluarga juga disebut kelompok pertama (primary group),
karena setiap keluarga akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadian dan sikap, serta perilaku.
TIPE KELUARGA
Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga inti yang terdiri dari suami,
istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan
dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga
keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.
Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan
keluarga nenek.
PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompokdan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah
sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak
melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Dalam keluarga peran orangtua merupakan hal terpenting saat pertama kali
manusia lahir dan diperkenalkan untuk berinteraksi. Arti pentingnya terletak
pada pentingnya kemampuan yang harus diajarkan kepada anak. Seorang bayi, belajar
berbicara dengan keluarganya melalui penglihatan, pendengaran dan panca indera
lainnya termasuk sentuhan fisik. Misalnya orangtua berbicara pada anak bayinya,
orangtua menunjukkan sesuatu misalnya mainan, orangtua mencium dan memberikan
kasih sayang melalui sentuhan fisik.
FUNGSI KELUARGA
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
• Fungsi Pendidikan. Dalam
hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
• Fungsi Sosialisasi anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
• Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
• Fungsi Perasaan. Tugas
keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
• Fungsi Religius. Tugas
keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan
ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
• Fungsi Ekonomis. Tugas
kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk
mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
• Fungsi Rekreatif. Tugas
keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
• Fungsi Biologis. Tugas
keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus.
• Memberikan kasih
sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
Pada kehidupan keluarga saat ini ditunjang juga dengan adanya norma-norma
kehidupan yang berlaku pada setiap daerah yang mereka huni. Norma-norma
tersebut mengatur gaya hidup manusia agar tetap selalu berada dalam kebudayaan
yang mereka miliki. Jika norma tersebut dilanggar ada suatu sanksi yang harus
diterima oleh manusia tersebut baik secara fisik maupun mental.
. MASYARAKAT
1.PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau
kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah “society” , sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab “Syakara” yang berarti ikut
serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang
istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia
yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat
keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan
sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
2. TINGKATAN-TINGKATAN MASYARAKAT
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat
menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat
membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa
suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana
dan masyarakat maju (masyarakat modern).
1. Masyarakat sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan
kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan
alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat
seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan
berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan
seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut,
membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2. Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas
sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok
masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1) Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non
industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,
lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to
face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi
dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak
secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota
secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok
belajar dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi,
pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan
keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut
dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam
program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik,
perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu :
kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti
perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan
tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti
lazim berlaku pada kelompok resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk
mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia
lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang
kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono
Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok
masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang
dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan
majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat
serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki
kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga
manusia dengan mesin.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU , KELUARGA DAN MASYARAKAT
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek
sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila
tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya
sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media
di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu,
individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk
mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya
adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan
kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu
bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan
kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan
lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu
mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai
hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang
mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer,
Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan
sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang
mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya
dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang
khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut
masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri
dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
1. Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah,
ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi
oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan
kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2. Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus
dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi
mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang
ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam
membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan
sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan
dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
3. Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang
banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai
sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan
secara independen.
4. Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling
menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai
makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya
diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong
royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan,
shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
CONTOH KASUS HUBUNGAN INDIVIDU , KELUARGA DAN MASYARAKAT
Polisi Tangkap Pemerkosa Anak Dibawah Umur
Pemerkosan Anak di bawah umur kembali terjadi. Kali itu musibah itu menimpa
Kenanga, 12 tahun, bukan nama sebenarnya di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Pemerkosaan yang sudah empat kali terjadi itu, baru dilaporkan korbannya
setelah dia tidak diberi uang untuk membeli mie instan oleh tersangka, Jumat
(12/5) malam.
Junawan, 21 tahun, tersangka kasus pemerkosaan ini mengaku telah memperkosa
Kenanga sejak April lalu. Dia merasa tergoda ketika menonton TV bersama di
rumahnya.
Kebetulan, Kenanga tinggal satu atap dengan Junawan. Orangtua Kenanga
mengontrak rumah di lantai satu, milik orang tua Junawan. Dan, Keluarga Junawan
tinggal di lantai atas. Keluarga itu juga menggunakan akses keluar masuk
melewati rumah di lantai satu itu.
Menurut Junawan, pemerkosaan biasa dilakukan sekitar pukul 09.00 hingga
12.00 siang. Karena pada saat itu rumah dalam keadaan sepi. Orang tua Kenanga
sedang bekerja. Begitu pula dengan orang tua Junawan yang berdagang daging
pergi ke pasar, sedangkan dua adiknya sekolah.
“Pada awalnya dia (korban) memberontak, tetapi selanjutnya tidak. Saya
selalu mengancamnya bila berani mengadu,” ujar Junawan.
Seusai melakukan pemerkosaan, Junawan selalu memberikan uang kepada Kenanga
Rp 10 ribu. Jumat kemarin, kata Junawan, Kenanga minta uang kepadanya untuk
membeli mie instan. Karena tak diberi, Kenanga mengadukan perbuatan Junawan
kepada orang tuanya.
Orang tua Kenanga melaporkan kasus itu ke polisi. Petugas Polsek Cengkareng
menangkap Junawan dini hari ini di rumahnya. Kini pemuda pengangguran itu
mendekam di sel tahanan Polsek Cengkareng.
Penyelesaiannya :
1. Sosialisasi sex edukasi yang baik dan benar sesuai dengan umurnya.
Tujuanya agar anak-anak yang masih didalam pengawasan orang tuanya mengerti
dengan baik bahwa ada organ-organ sensitive mereka yang harus dijaga dengan
baik.
2. Bimbingan dan kasih sayang orang tua. Tekanan ekonomi atau ketidak
dekatan kasih sayang dari keluarga bias menjadi factor pemicu si anak mencari
pelampiasan lain.
3. Bimbingan atau konseling dari pihak professional. Dimaksudkan
apabila sudah terjadi pemerkosa akan mendapatkan hukuman agar menimbulkan efek
jera selain itu juga konseling dari pihak professional seperti psikolog untuk
membantu proses pembenahan mental.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu, keluarga
dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan
diantara komponen-komponen tersebut.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan
masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya.
#TINGGAL_COPAS
Langganan:
Postingan (Atom)